AKU DI TUDUH WAHABI
Jika pengikut Ahmad (Muhammad shalallaahu 'alaihi wa sallam) adalah Wahhabi, maka saksikanlah bahwa aku seorang Wahhabi.
Jika tuduhan wahabi dilekatkan kepada mereka yang membenci pengangungan kuburan, termasuk kuburan orang-orang shalih, maka aku adalah seorang wahabi!
Jika label wahabi dilekatkan kepada mereka yang berdakwah untuk memurnikan tauhid, seperti firman Allah : ”Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apapun“ (QS Al Mu’minuun : 59), maka aku adalah seorang wahabi!
Jika istilah wahabi disandarkan kepada mereka yang mengharamkan berdo’a kepada selain Allah mengikuti firmanNya : ”Dan janganlah kamu berdo’a kepada selain Allah, yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian), itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim.” (QS Yunus : 106) , maka aku ada seorang wahabi!
Jika seorang wahabi adalah mereka yang selalu berusaha menjauhkan segala macam kesyirikan sebagaimana firman Allah , ”Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.“ (QS An Nisa : 48), maka aku adalah seorang wahabi!
Jika sebutan wahabi dinisbatkan kepada mereka yang percaya bahwa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wassalam tidak dapat memberikan syafaat melainkan dengan seizin Allah sebagaimana firmanNya, ”Katakanlah: (hai Muhmmad) “Hanya kepunyaan Allah lah syafaat itu semuanya..“ (QS Az Zumar : 44) dan firmanNya : ,“ Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya.“ (QS Al Baqarah : 255), ataupun firmanNya, ”Dan tiadalah berguna syafa’at di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafa’at itu..“ (QS Saba : 23), maka aku adalah seorang wahabi!
Jika tuduhan wahabi dilontarkan kepada mereka yang mengharamkan segala jenis pengagungan atau keberkahan benda-benda dan tempat-tempat keramat, jimat, guna-guna termasuk segala ritual yang terkait dengannya, maka aku adalah seorang wahabi!
Jika tudingan wahabi ditujukan kepada mereka yang berusaha mengenal Allah, agama Islam dan Nabi Muhammad dengan lebih baik dan mendalam seperti yang dituliskan dalam kitab Utsuluts Tsalasah (3 Landasan Utama), maka aku adalah seorang wahabi!
Dan masih ada banyak jika semisalnya yang dinisbatkan kepada mereka yang dianggap wahabi, yang secara menyeluruh berupaya memurnikan kalimat tauhid laa ilaaha illallah beserta segala aspek yang terkait dengannya berikut konsekuensinya, maka alhamdulillah, saksikanlah aku telah menjadi seorang wahabi!
Sungguh yang perlu dipertanyakan kepada mereka yang berpandangan ”miring” dan cenderung meremehkan ketika memberi cap kepada seseorang sebagai wahabi, manakala semua jika diatas dikumpulkan dan dipertanyakan kepada diri masing-masing, kalimat apakah yang akan tertera mengikuti kata maka sebagai konsekuensinya? Karena menolak semua jika diatas maka keimanan akan persaksian terhadap kalimat tauhid yang selalu diulang dalam setiap shalat, perlu dipertanyakan.
Bahkan sesungguhnya bukanlah yang memecah belah ummat ini dakwah untuk menegakkan tauhid – sebagaimana inti dakwah para nabi – melainkan dakwah lemah lembut yang membiarkan agama ini bercampur dengan segala kemusyrikan, adat istiadat, kepercayaan, bid’ah dan khurafat dengan dalih menghindari perpecahan ummat.
Wallahu a’lam
Apa yang antum dendamkan kepada para ‘ulama Makkah dan Madinah?
Sehingga menuduh mereka semua wahabi?
Apa yang antum dendamkan kepada para ‘ulama Makkah dan Madinah?
Sehingga lisan antum mencaci mereka setengah mati?
Apa yang antum dendamkan kepada para ‘ulama Makkah dan Madinah?
Sehingga menuduh mereka dajjal di muka bumi?
Pernahkah antum mendengar bahwa…….
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda : “Sesungguhnya Islam dimulai dengan (dianggap) asing dan akan kembali (dianggap) asing sebagaimana awalnya. Mereka (Islam & ummatnya) berlindung diantara dua masjid (Masjidil Haram & Masjid Nabawi) sebagaimana ular berlindung dalam lubangnya” [Hadits Shahih, Muslim 2/76 - An-Nawawiy].
Hadis riwayat Abu Hurairah radhiyAllahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Di setiap jalan-jalan Madinah itu terdapat malaikat (yang menjaga) agar tidak dimasuki wabah penyakit dan Dajjal (HR. Muslim No. 5236)
Hadis riwayat Anas bin Malik radhiyAllahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Tidak ada satu negeri yang tidak dimasuki Dajjal, kecuali Mekah dan Madinah, dan tidak ada satu jalan di Madinah, kecuali terdapat malaikat yang berbaris menjaganya.
(HR. Muslim No.2449)
Andai para ulama tanah suci tidak layak diikuti, lalu ulama mana lagi yang layak diikuti?!
Jika para penjaga tanah suci, para pemakmur rumah Allah (ka’bah) dan pemakmur masjid nabiNya (Masjid Nabawi) adalah orang yang bodoh, maka bagaimana dengan orang yang selain mereka?!
Manakah yang lebih layak diikuti ::
ulama yang berpegang dengan sunnah nabi, atau yang mengarang2 syariat sendiri? [berbuat bid’ah]
Manakah yang lebih layak diikuti ::
ulama yang melarang kesyirikan, ataukah kyai2 & syaikh2 yang berdoa kepada para penghuni kubur?
Laa haula wa laa quwwata illaa billaah…
Jika antum tidak mengetahui, maka itu adalah musibah,
Jika antum mengetahui -dan tetap seperti sekarang-, maka musibahnya lebih besar lagi….
*Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya daging para ulama itu beracun…
[Majalah Al-Ashaalah Edisi 34 halaman 28]
[Disalin dari Majalah Adz-Dzakhiirah Al-Islamiyyah, Edisi 10/Th II/2004-1425H, hal. 7 – 11. Penerbit Ma’had Ali Al-Irsyad, Jl Sultan Iskandar Muda 45 Surabaya]
1 comments:
kajian kitab-kitab syaikh muhammad bin Abdul Wahhab
Kunjungi web yang membahas lengkap tentang syaikh muhammad bin abdul wahhab dan karya-karyanya disini:
http://maktabah-attamimi.blogspot.com
Post a Comment