CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »


Thursday, November 10, 2011

TERIMALAH AKU APA ADANYA DENGAN KEKURANGANKU

Seorang lelaki dan kekasihnya menikah dan acara pernikahaannya sungguh megah,semua kawan-kawan dan keluarga mereka hadir menyaksikan dan menikmati hari yg berbahagia tersebut,suatu acara yg luar biasa yg mengesankan.
 
Mempelai wanita begitu anggun dlm gaun putihnya dan pengantin lelaki dlm tuxedo hitam yg gagah,setiap pasang mata yg memandang setuju mengatakan bahwa mereka sungguh-sungguh saling mencintai.

Beberapa bulan kemudian,sang istri berkata kepada suaminya,’’sayang,aku baru membaca sebuah artikel di majalah tentang bagaimana memperkuat tali pernikahan’’katanya sambil menyodorkan majalah tersebut.

‘’Masing-masing kita akan mencatat hal-hal yg kurang kita sukai dari pasangan kita,kemudian,kita akan membahas bagaimana merubah hal-hal tersebut dan membuat hidup pernikahan kita bersama lebih bahagia…

Suaminya setuju dan mereka mulai memikirkan hal-hal dari pasangannya yg tdk mereka sukai dan berjanji tdk akan tersinggung ketika pasangannya mencatat hal-hal yg kurang baik sebab hal tersebut utk kebaikan mereka bersama,malam itu mereka sepakat utk berpisah bilik dan mencatat apa yg terlintas dlm benak mereka masing-masing.
 
Besok pagi ketika sarapan,mereka siap mendiskusikannya.
 
‘’Aku akan mulaksn dulu ya’’kata sang istri.

Ia lalu mengeluarkan daftarnya,banyak sekali yg ditulisnya,sekitar 3 halaman…ketika ia mulai membacakan satu persatu hal yg tdk dia sukai dari suaminya,ia memperhatian bahwa air mata suaminya mulai mengalir menetes…
 
‘’Maaf,apakah aku harus berhenti,??tanyanya.

‘’Oh tdk ,teruskan..??jawab suaminya..

Lalu sang istri melanjutkan membacakan semua yg tertulis,lalu kembali melipat kertasnya dgn manis diatas meja dan berkata dgn bahagia:

‘’sekarang gantian ya,engkau yg membacakan apa yg dituliskanmu’’
 
Dengan suara perlahan suaminya berkata:’’Aku tdk mencatat sesuatu pun di kertasku,aku berpikir bahwa engkau sdh trbaik bagiku dan aku tdk ingin merubahmu,tdk satupun dari pribadimu yg ku dapatkan yg kurang.
 
Sang istri tersentak dan tersentuh oleh pernyataan dari ungkapan cinta serta hati suaminya,bahwa suaminya menerimanya apa adanya..ia menunduk dan menangis…

Dalam hidup ini,tentunya kita pernah merasa di kecewakan,depress,dan sakit hati,sesungguh nyata perlu menghabiskan waktu memikirkan hal-hal tersebut,hidup ini penuh dgn keindahan,kesukacitaan dan pengharapan.
 
Mengapa harus menghabiskan wktu memikirkan sisi yg buruk,mengecewakan dan menyakitkan jika kita bole menemukan banyak hal-hal yg indah di sekeliling kita.?

 
Semoga bermanfa’at ambil sebuah Hikmahnya..

Wednesday, November 9, 2011

Larangan Mencaci /Memaki Angin


عن أبي بن كعب رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : " لا تسبوا الريح فإذا رأيتم ما تكرهون فقولوا: اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ هَذِهِ الرِّيْحِ وَخَيْرِ مَا فِيْهَا ، وَخَيْرِ مَا أُمِرَتْ بِهِ ، وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ هَذِهِ الرِّيْحِ وَشَرِّ مَا فِيْهَا وَشَرِّ مَا أُمِرَتْ بِهِ "

Dari Ubay bin Ka’ab radliyallaahu ‘anhu (ia berkata) bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Janganlah kalian mencaci-maki angin. Apabila kalian melihat apa-apa yang kalian benci dari angin itu, maka ucapkanlah : Allaahumma innaa nas-aluka min khairi hadzihir-riihi wa khairi maa fiihaa, wa khairi maa umirat bihi, wa na’uudzubika min syarri hadzihir-riihi wa syarri maa fiihaa wa syarri maa umirat bihi ( = Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu atas kebaikan angin ini dan kebaikan apa-apa yang ada padanya dan kebaikan apa-apa yang diperintahkan melaluinya. (Ya Allah), kami berlindung kepada-Mu dari kejelekan angin ini dan kejelekan apa-apa yang ada padanya, dan kejelekan apa-apa yang diperintahkan melaluinya)” [HR. Tirmidzi no. 2257 dan Ahmad 5/123; shahih dengan jalan-jalannya dan syawahid-nya]. 

Larangan mencaci-maki angin sebagaimana hadits di atas disebabkan karena angin itu ada dan bergerak atas perintah Allah ta’ala, dan ia merupakan ciptaan-Nya. Dia-lah yang menciptakan dan memerintahkannya, sehingga mencacinya termasuk mencaci Allah ta’ala, Penggerak dan Penciptanya. Perbuatan itu tidak dilakukan kecuali oleh orang-orang yang bodoh (ahlul-jahl) terhadap Allah, tentang agamanya, dan tentang apa yang disyari’atkan kepada hamba-Nya. 

Maka Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam melarang orang-orang yang beriman (ahlul-iman) terhadap apa-apa yang dikatakan oleh orang-orang bodoh dan orang-orang yang kering dari pengetahuan. Dan beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam telah memberikan petunjuk kepada apa-apa yang harus dilakukan oleh mereka ketika angin sedang bertiup : فإذا رأيتم ما تكرهون فقولوا: اللهم إنا نسألك من خير هذه الريح وخير ما فيها ، وخير ما أمرت به ” Apabila kalian melihat apa-apa yang kalian benci dari angin itu, maka ucapkanlah : Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu atas kebaikan angin ini dan kebaikan apa-apa yang ada padanya dan kebaikan apa-apa yang diperintahkan melaluinya”. Maksudnya : Jika kamu melihat sesuatu yang tidak kamu senangi dari angin yang sedang bertiup, maka kembalilah kepada Rabb-mu dengan mentauhidkan-Nya dan bacalah : اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ هَذِهِ الرِّيْحِ وَخَيْرِ مَا فِيْهَا ، وَخَيْرِ مَا أُمِرَتْ بِهِ ، وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ هَذِهِ الرِّيْحِ وَشَرِّ مَا فِيْهَا وَشَرِّ مَا أُمِرَتْ بِهِ (yaitu doa dalam hadits di atas). 

Dengan demikian, doa ini merupakan ibadah kepada Allah dan merupakan bentuk dari ketaatan kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya. Juga permohonan penolakan dari keburukan yang datang kepadanya dan harapan kepada karunia dan nikmat-Nya. Inilah kondisi ahli tauhid dan iman. Lain halnya dengan keadaan orang-orang fasik dan ahli maksiat yang tidak diberikan kenikmatan tauhid yang merupakat hakikat keimanan. 

Wallaahu a’lam 
 
Fathul-Majiid fii Syarhi Kitaabit-Tauhiid oleh Asy-Syaikh Abdurrahman bin Hasan bin Muhammad bin ‘Abdil-Wahhab rahimahullah – Al-Maktabah At-Taufiqiyyah Mesir, tanpa tahun --- Aboel-Jaoezaa’